Sabtu, 04 Agustus 2018

Segala Hal Tentang Rumput Laut Dan Pengolahannya

Image result for rumput laut

Peningkatan budidaya rumput laut terpenting type Eucheuma sudah banyak dikerjakan di sejumlah lokasi pantai Indonesia. Rumput laut type ini adalah penghasil karaginan yang banyak dipakai menjadi bahan penambahan dalam industri makanan, minuman, farmasi, keramik, tekstil serta kosmetik. Meski begitu sejumlah besar rumput laut di export ke luar negeri. Hal seperti ini karena didalam negeri industri pengolah rumput laut jadi karaginan atau karaginan semi murni sedikit berkembang. 

Pemrosesan rumput laut jadi karaginan semimurni sebetulnya begitu simpel yakni lewat cara merebus rumput laut ke larutan alkali. Ada banyak arti untuk karaginanan semimurni, seperti S CR (semirefine karaginan) , ATC (alkali treated carageenophytes), AMF (alkali modified flour), SF (seawed flour) serta cotonii chips. Karaginan semimurni bisa dipakai menjadi stabilizer serta emulsifier pada industri makanan ternak. Selain itu juga adalah bahan baku untuk industri karaginan murni. hingga bisa didapat karaginan yang memiliki kemampuan gel dan rendemen yang tinggi. Karaginan murnii banyak dipakai menjadi bahan stabilisator, pengental, pembentuk, gel, pengikat serta pencegah kristalisasi dalam industri minuman dan makanan, farmasi kosmetik dan lain-lain. 

A. PENGOLAHAN RUMPUT LAUT MENJADI ATC 
Bahan : 
Bahan mentah yang dipakai pada pembuatan ATC ini lebih pas rumput laut Type E. cottonii. Tengah bahan pembantu yang dipakai merupakan KOH serta air. 

Perlengkapan : 
- Perlengkapan untuk pencucian rumput laut 
- Perlengkapan untuk perebusan serta pemotongan 
- Perlengkapan untuk penjemuran serta penepungan 


Prosedur Pemrosesan ATC : 
Rumput laut jenus Eucheuma cot (onhi fresh atau kering di rebus dalam larutan alkali. Type alkali yang dipakai merupakan Kalium bidroksida (KOH), bahan ini dipakai untuk meningkatkan titik lebur karaginan diatas suhu pemasakannya agar tidak larut atau jadi pasta. 
Larutan alkali 8-9 persen (80 - 90 g KOH dicampurkan dalam 1 liter air), dipanaskan sampai suhu 85 - 9OoC, lalu rumput laut E. cottonhi dimasukkan serta di rebus saat 2 jam. Sesudah proses perebusan tuntas rumput laut dicuci sampai netral (berulang ± 10 kali, sampai berbau KOH hilang). Lalu rumput laut dipotong-potong 2-3 cm serta dikeringkan hingga didapat ATC berupa cottonii chips. Chips cottonii yang sudah kering lalu digiling hingga didapat ATC yang berupa tepung. 
Detail produk : 
Kenampakan : putih cream 

Kimiawi serta Fisik : 
Air : 8-12% 
Abu keseluruhan : 17-23% 
Abu tidak larut asam : 0. 04 - 1 % 
Sulfat : 19-22% 
3, 6-Anhydrogalaktosa : 28 - 32 persen 
Kekentalan larutan tepung 
karaginan 1, 5 persen : 200 - 2700 Cps 

B. PENGOLAHAN RUMPUT LAUT MENJADI KARAGINAN 
Bahan serta perlengkapan : 
Bahan mentah : Bahan mentah yang dipakai dalam pemrosesan im merupakan E. cottonii atau E. spinosum. 
Bahan Pembantu : Natrium Hidroksida (NaOH) atau mengatur pH, Filter aid (Celite atau tanah diatomite) untuk menolong proses penyaringan. Natrium chlorida (NaCI) serta Isopropanol (IPA) untuk mengendapkan karaginan : 
Perlengkapan : 
- Perlengkapan untuk pencucian rumput laut 
- Perlengkapan untuk perebusan 
- Perlengkapan untuk penghancuran rumput laut 
- Filter press untuk penyaringan 
- Perlengkapan untuk pengendapan karaginan 
- Oven untuk pengeringan. 
Prosedur Pemrosesan Karaginan 
1. Pembersihan : 
Rumput Laut yang akan diekstraksi dicuci serta dibersibkan dengan air untuk menghilangkan garam, pasir, karang, potongan tali serta rumput laut type lainnya yang tidak diharapkan. 
2. Ekstraksi : 
Rumput laut yang sudah bersih lalu di rebus/diekstraksi di air dengan volume 40-50 kali berat rumput laut kering. pH ekstraksi ditata memakai larutan NaOH hingga didapat pH 8-9. Ekstraksi pertama dikerjakan saat 30-60 menit pada suhu 85-95 oC. Rumput laut lalu dihancurkan hingga berupa bubur rumput laut. Ekstraksi ke-2 dikerjakan saat 3 jam untuk E. spinosum serta 18 jam untuk E. cottonhi pada suhu serta pH yang sama dengan pada ekstraksi pertama. 


3. Penyaringan 
Sesudah proses ekstraksi tuntas bubur rumput laut ditambah lagi filter aid (celite atau tanah diatomite) dengan konsentrasi 3-4 persen. Penyaringan dengan memakai filter press, dalam kondisi panas untuk untuk memudahkanpenyaringan. Filterhasil penyaringan lalu ditambah lagi larutan NaCl 10% (10 g NaCI dicampurkan dalam 100 ml air) sekitar 5% serta volume larutan untuk menolong proses pengendapan. Filtrat karaginan lalu dipanaskan sampai suhu sampai 6OoC. 
4. Pengendapan : 
Pengendapan karaginan dikerjakan lewat cara tuangkan filtrat karaginan yang sudah dipanaskan ke larutan isopropil alkohol sekalian diaduk-aduk saat 15 menit, hingga tercipta serat-serat karaginan. Perbandingan filtrat serta isopropil alkohol yang dipakai merupakan 1 : 2. Serat-serat karaginan yang didapat lalu diperas serta di rendam kembali dengan iso-prpyl al­kohol saat 30 menit hingga didapat serat karaginan yang lebih kaku. 
5. Pengeringan serta Penepungan : 
Serat-serat karaginan lalu dikeringkan dengan pengering hampa hawa pada suhu 600C sampai kering, lalu digiling hingga didapat tepung karaginan. 
Detail Produk : 
Karaginan yang didapat serta hasil pemrosesan ini memiliki spesiflkasi produk seperti berikut : 
Kenampakan : putih susu 
Kimiawi serta Fisik : 
Air : 8-12% 
AbuTotal : 18-23% 
Abutakterlarutasam : 1-2% 
Sulfat : 18 - 24 persen (E. cottonhi) 
: 22 - 32 persen (E. spinosum.) 

Sumber : http://mediaperikanan.blogspot.com/2010/06/pengolahan-rumput-laut.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar